.quickedit{ display:none; }

Minggu, 13 Juli 2014

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA PERSEDIAAN


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat disusun tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Sistem Informasi akuntansi Dalam memahami Siklus Produksi dan Sistem Akuntansi Biaya Persediaan. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Olehnya itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


Makassar,18 Mei 2014


Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepet waktu sehingga keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan system informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan system informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Oleh karena bentuk operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi juga beragam bentuknya. Misalnya suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan informasi biaya produksi dan besarnya harga jual produk, jenis produk, kuntitas dan kualitas produk, persediaan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan produk misal biaya pembelian bahan, biaya transportasi pengantaran, dan sebagainya.
Salah satu bagian penting dalam system informasi akuntansi adalah pada aktivitas pembelian dan persediaan barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan mencatat setiap pergerakan mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan sampai dengan distribusi persediaan. Dengan demikian system akuntansi persedian akan menjamin bahwa catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat setiap mutasi persediaan.
Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur akuntansi  adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk tujuan akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas dan tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan.
Sebaliknya manajemen sering pula membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi manajerial.Dalam pembahasan ini akan di bahas tentang siklus produksi serta persediaan dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.

B.      Rumusan Masalah

1.       Bagaimana gambaran tentang siklus produksi yang berpengaruh terhadap sistem informasi suatu bisnis ?
2.       Bagaimana proses dalam siklus Produksi ?
3.       Bagaimana  proses system akuntansi persediaan ?
4.       Bagaimana metode pembiayaan dalam akuntansi persediaan ?

C.      Tujuan

1.       Mengidentifikasi  gambaran mengenai siklus produksi terhadap system informasi suatu bisnis
2.       Memahami tentang proses dalam siklus produksi
3.       Memahami mengenai proses system akuntansi persediaan
4.       Mengidentifikasi berbagai metode dalam akuntansi persediaan



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Devinisi Siklus Produksi
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
·         Bauran produk 
·         Penetapan harga produk 
·         Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli) 
·         Manajemen Biaya 

B. Aktivitas - Aktivitas Siklus Produksi
Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1.       Perancangan Produk 
2.       Perencanaan dan Penjadwalan 
3.       Operasi Produksi 
4.       Akuntansi Biaya 

1)      Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
·         Daftar bahan baku
·         Daftar operasi
Bagaimana para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk ?  Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait gengan berbagai alternatif desain produk. Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2)      Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. 
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi. dua metode yang biasa dari perencanaan produksi ?
·         Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
·         Sistem produksi Just-in-time (JIT)
 MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dokumen, formulir dan prosedur:  Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan. Bagaimana para akuntan dapat terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan?
·         Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan.
·         Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.
3)      Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk.
Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan.Apakah computer-integrated manufacturing (CIM) itu . Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi. Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk mengurangi biaya produksi.
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1.       Bahan baku yang digunakan 
2.       Jam tenaga kerja yang digunakan 
3.       Operasi mesin yang dilakukan 
4.       Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi 
4)      Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu yaitu :
·         Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
·         Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk
·         Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
dua jenis sistem akuntansi biaya itu?
1.       Harga pokok pesanan
2.        Harga pokok proses
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu.
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.

C.      Model Data Siklus Produksi
Guna memaksimalkan kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data siklus produksi harus dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam proses digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga kerja, dan operasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang.
Hubungan antara barang dalam proses dan ketiga entitas itu yaitu :
·         Satu ke banyak. Hubungan tersebut mencerminkan tentang setiap proses produksi dapat mencakup sejumlah pengeluaran bahan baku, operasi tenaga kerja, dan operasi mesin.
·         Setiap aktivitas ini dihubungkan dengan proses produksi tertentu.
·         Hubungan antara dua agen entitas
·         Setiap pegawai ditugaskan ke supervisor tertentu.
·         Setiap supervisor bertanggungjawab untuk banyak pegawai.

D.      SubSistem Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.
Sistem Akuntansi Biaya
1.       Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :
Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
2.       Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan   harga (pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
3.       Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum  digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
1.       Laporan kontrol (control report).
2.       Laporan harga pokok produksi (production cost report)

E.       DFD Aplikasi Siklus Produksi
                  DFD (Data Flow Diagram) merupakan suatu cara atau metode untuk membuat rancangn sebuah sistem yang mana berorientasi pada alur data yang bergerak pada sebuah sistem nantinya.. Dalam pembuatan Sistem Informasi, DFD sering digunakan. DFD dibuat oleh para analis untuk untuk membuat sebuah sistem yang baik. Dimana DFD ini nantinya diberikan kepada para programmer untuk melakukan proses coding. Dimana para programmer melakukan sebuah coding sesuai dengan DFD yang dibuat oleh para analis sebelumnya. Tools yang digunakan pada pembuatan DFD (Data Flow Diagram) yaitu EasyCase, Power Designer.


F.       Akuntansi Persediaan
              Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari suatu perusahaan, dan diperlukan pengukuran yang tepat untuk menjamin laporan keuangan yang akurat.  Jika persediaan tidak dihitung secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar.  Jika persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut ini juga tidak akan benar: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal.  Ketika persediaan akhir tidak benar, harga pokok penjualan barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.
              Dua sistem akuntansi persediaan yang paling sering digunakan secara luas adalah periodik dan perpetual.  Sistem persediaan perpetual memerlukan catatan akuntansi untuk menunjukkan jumlah persediaan yang ada di tangan di setiap waktu.  Sistem ini menggunakan akun yang terpisah dalam buku besar pembantu untuk masing-masing persediaan barang, dan akun tersebut diperbaharui setiap kali kuantitasnya bertambah atau diambil keluar.  Dalam sistem persediaan periodik, penjualan dicatat saat penjualan tersebut terjadi tetapi persediaannya tidak diperbaharui.  Pemeriksaan persediaan fisik harus dilakukan pada akhir tahun untuk menentukan harga pokok penjualan.  Tanpa melihat sistem akuntansi persediaan apa yang digunakan, adalah baik sekali untuk melakukan pemeriksaan persediaan fisik sedikitnya sekali setahun.
Seluruh barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan (baik secara fisik ada atau tidak di perusahaan tersebut), termasuk dalam persediaan ketika suatu persediaan diambil.  Ini memerlukan pemeriksaan seluruh dokumen-dokumen pengiriman dan mengidentifikasi seluruh pengiriman barang dagangan yang keluar.  Menentukan kuantitas barang di tangan harus dilakukan sedikitnya oleh dua orang, dan orang ketiga harus memeriksa ketepatan dari perhitungan tersebut (terutama jika barang-barang yang mempunyai nilai moneter yang tinggi).  Ketika menentukan harga pokok penjualan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya dimasukkan dalam harga pembelian.

G.     Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang.  Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan adalah:
1.       Prosedur pencatatan produk jadi.
2.       Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.
3.       Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.
4.       Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.
5.       Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.
6.       Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.
7.       Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang.
8.       Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.
9.       Sistem perhitungan fisik persediaan.

Sistem akuntansi persediaan adalah formulir-formulir, catatan-catatan prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Dalam sistem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan dua catatan akuntansi, di fungsi gudang dan di fungsi akuntansi.

 Dibagian gudang diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat kuantitas persediaan danmutasi tiap jenis barang yang disimpan di gudang.  Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang.  Kartu gudang ini disimpan dalam arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.  Di samping kartu gudang, bagian gudang juga menyeleggarakan kartu barang yang ditempelkan pada tempat penyimpanan barang. 

Kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang.  Dibagian kartu persediaan (fungsi akuntansi) diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang.  Kartu persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh bagian gudang.  Di samping itu, kartu gudang persediaan ini merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku besar.



H.     Metode dalam Akuntansi Persediaan
Adapun metode yang digunakan dalam Akuntansi persediian adalah sebagai berikut
1.    Metode Pembiayaan Persediaan - Periodik
Sistem periodik hanya mencatat penerimaan setiap kali penjualan dilakukan.  Untuk menentukan harga pokok penjualan, suatu pemeriksaan persediaan fisik harus dilakukan. 
Metode pembiayaan persediaan yang umumnya paling digunakan adalah:
·         masuk pertama, keluar pertama (FIFO),
·         keluar terakhir, masuk pertama (LIFO), dan
·         biaya rata-rata atau biaya tertimbang rata-rata.
 Metode-metode ini memperlihatkan hasil-hasil yang berbeda karena aliran biayanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang berbeda.  Metode FIFO mendasarkan aliran biayanya atas urutan kronologis dimana pembelian dilakukan, sedangkan metode LIFO mendasarkan aliran biayanya dalam urutan kronologis yang sebaliknya.  Metode biaya rata-rata memperlihatkan suatu aliran biaya yang berdasarkan rata-rata tertimbang dari biaya-biaya unit.
Pilihan metode pembiayaan persediaan mempengaruhi saldo dari
·         persediaan akhir,
·         harga pokok penjualan, dan
·         laba kotor dan bersih.
Pada waktu periode kenaikan harga, metode FIFO biasanya menghasilkan persediaan akhir yang lebih besar, harga pokok penjualan yang lebih kecil dan laba yang lebih besar.  Selama periode kenaikan harga, metode LIFO menghasilkan persediaan akhir yang lebih kecil, harga pokok penjualan yang lebih besar dan laba yang lebih kecil.  Pada waktu periode penurunan harga, pengaruh kedua metode tersebut adalah berlawanan.  Metode rata-rata biaya memperlihatkan hasil yang berada diantara metode LIFO dan FIFO.
2.       Metode Pembiayaan Persediaan - Perpetual
Sistem persediaan perpetual memerlukan buku besar persediaan yang terpisah untuk mengurus masing-masing barang.  Buku besar persediaan menyediakan informasi terperinci mengenai pembelian, harga pokok penjualan, dan persediaan di tangan.  Setiap kolom memberikan informasi mengenai kuantitas, biaya unit, dan biaya total.  Ketika metode rata-rata biaya digunakan, rata-rata biaya unit masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan.  Keuntungan dari system persediaan perpetual adalah tingkat pengendalian yang tinggi, yang membantu manajemen untuk tingkat persediaan yang tepat, dan pemeriksaan fisik persediaan dapat dibandingkan dengan mudah.  Kapanpun kekurangan (misalnya barang hilang atau dicuri) ditemukan, perkiraan Kekurangan Persediaan harus didebitkan.
3.       Metode Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan
Dalam keadaan tertentu, penilaian persediaan berdasarkan biaya adalah tidak praktis.  Jika harga pasar dari suatu barang jatuh dibawah harga pembelian, maka semakin rendah biaya atau penilaian metode pasar yang direkomendasikan.  Metode ini mengizinkan penurunan dalam nilai persediaan untuk diimbangi dengan pendapatan dari periode tersebut.  Ketika barang menjadi rusak atau usang, dan hanya dapat dijual dibawah harga pembelian, mereka harus dicatat pada nilai bersih yang dapat dicapai.  Nilai bersih yang dapat dicapai adalah perhitungan harga penjualan dikurangi dengan biaya apapun yang diadakan untuk membuang barang tersebut. 
Adapun Metode Yang Digunakan Untuk Menghitung Biaya Persediaan
Dalam operasi bisnis tertentu, melakukan pemeriksaan persediaan fisik adalah tidak mungkin atau tidak praktis.  Dalam situasi tersebut, maka perlu untuk menghitung biaya persediaan.  Dua metode yang sangat populer adalah
1.       metode persediaan eceran, dan
2.       metode laba kotor (atau marjin kotor).
Metode persediaan eceran menggunakan biaya untuk rasio harga eceran.  Pemeriksaan fisik persediaan dinilai secara eceran, dan kemudian dikalikan dengan rasio biaya (atau persentase) untuk menentukan biaya perkiraan dari persediaan akhir. Metode laba kotor menggunakan rata-rata marjin laba kotor tahun-tahun sebelumnya (misalnya penjualan dikurangi harga pokok penjualan dibagi dengan penjualan).  Laba kotor tahun sekarang dihitung dengan cara mengalikan penjualan tahun sekarang dengan marjin laba kotor, sedangkan harga pokok penjualan tahun sekarang dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor penjualan, dan persediaan akhir dihitung dengan cara menambahkan harga pokok penjualan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual.




















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Ø  Empat kegiatan penting dalam siklus produksi :
1.       Perancangan Produk (Aktivitas 1)
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi
2.       Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3.       Operasi Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
·         Bahan baku yang digunakan
·         Jam tenaga kerja yang digunakan
·         Operasi mesin yang dilakukan
·         Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi

4.   Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
·         Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
·         Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
·         Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

Ø  Metode dalam Akuntansi Persediaan ada 3 yaitu
1.       Metode Pembiayaan Persediaan - Periodik
2.       Metode Pembiayaan Persediaan – Perpetual
3.       Metode Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan

B.      Saran
Penulis berharap pemabaca dapat memahami apa yang telah di paparkan dalam makalah ini sehingga dapat memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya mengenai Sistem Informasi Akuntansi dalam Siklus produksi dan akuntansi biaya persediaan.


















DAFTAR PUSTAKA

http://richank-meister.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-akuntansi-siklus.html
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-akuntansi-bab-7-siklus.html
http://sondis.blogspot.com/2013/03/sistem-akuntansi-persediaan.html
http://sella10p.wordpress.com/2014/01/22/siklus-aplikasi-sistem-informasi-akuntansi/



Tidak ada komentar :

Posting Komentar